Meylina Manurung

Aku seorang Kristen. Telah menjadi seseorang yang mengikut Yesus selama hampir 21 tahun dan hingga detik ini tidak pernah sekalipun merasa menyesal telah berserah penuh pada-Nya. Masa sulit jelas ada, sering bahkan. Ngga terhitung udah berapa kali mungkin aku nyalahin Tuhan buat semua kesulitan dan kegagalan yang aku hadapi. Bodoh memang. Di mulutku, mencair semua kata-kata ‘aku percaya dan yakin pada rencana-Nya’, nyatanya aku memang manusia biasa, yang kesal ketika keinginanku tidak dipenuhi, yang marah ketika tidak diizinkan Tuhan bersekolah di tempat yang kuinginkan. Nyatanya memang, imanku belum seteguh batu karang, yang tetap berdiri tegak di tengah ombak badai. Nyatanya memang, sikapku belum sekuat Yusuf, yang tetap taat dan setia sama Tuhan  bahkan di masa paling sulitnya sekalipun. Nyatanya memang, aku harus lebih banyak belajar.

Belajar untuk setia, belajar membuka hatiku sama Yesus. Sering kali memang, aku yang menjauh. Berlari sebentar dari dekapan Yesus untuk melihat-lihat dunia luar. Awalnya hanya ingin melihat-lihat, menantang kekuatan imanku, nyatanya memang aku tidak kuat berdiri sendiri. Tapi kepalaku memang sekeras batu, dunia luar begitu menarik. Bahkan dalam kegelapannya pun aku merasa betah. Yesus sudah mengulurkan tangannya, ingin mendekapku lagi. Begitu merindukanku. Berusaha menggapaiku lagi. Sayangnya, aku  seperti berada di duniaku sendiri. Membangun dinding-dinding kokoh di sekitarku dan tidak mengizinkan Tuhan Yesus masuk. Tapi Yesus ngga nyerah. Kamu dombaku yang hilang, harus kubawa pulang lagi. Kamu itu milikku!

Lama-lama, aku sadar. Aku lelah... Aku berlari lagi, kali ini arahnya berbeda. Aku rindu berada di dekapan Yesus lagi. Aku berlari pulang begitu kencang, takut Yesus akan meninggalkanku. Nyatanya memang, Tuhan Yesus itu setia. Dia sebenarnya masih di tempat yang sama. Di sampingku, berdiri menyambutku layaknya seorang Ayah yang kehilangan anaknya. Aku kadang bingung, sekokoh apa sebenarnya dinding yang selama ini kubangun. Mengapa tidak pernah sekalipun aku sadar kalau sebenarnya tangan Yesus masih menggegamku. Erat sekali.

#now playing : Glee Cast – I Look To You

-ini nggambarnya padahal awalnya cuma iseng-iseng doang. Lagi ktb bareng kelompok kecil COGS (Cause Of God’s Salvation) dan aku malah nggambar di halaman awal buku panduannya. Tuh masih keliatan kan judulnya hehe. Idenya ngga tau dapat darimana, mau nggambar salib terus ada jalan gitu, trus aku tambahin sedikit kata-kata. Eh, ternyata nyambung J-

Seminggu kemarin, pas liburan selesai uts, aku sama teman-teman pergi ke Taman Buah Mekarsari. Berangkatnya bareng Dian, Mega, Winda, dan Bang Citra. Kita berangkatnya sekitar pukul 8 pagi dan sampai di sana sekitar pukul 10an. Jadi, kira-kira perjalanan Bintaro-Mekarsari itu menghabiskan waktu sekitar 2,5 jam. Perjalanannya lumayan sih, gonta-ganti angkotnya nih yang agak ribet. Mulai dari angkot kecil sampe bus gede kami jabanin semua. Untungnya nyampe juga haha

Pas sampe sana, kami agak bingung mau milih paket yang mana. Soalnya di Mekarsari itu ada beberapa paket nya kan, selain itu harga masing-masing wahana juga beragam. Setelah diskusi dan perbincangan yang cukup panjang, akhirnya kami memutuskan untuk memilih paket “Flying Banana Tour” yang di dalamnya termasuk wahana Outbond, Greenland Tour, Banana Boat, sama Kereta Keliling. Oke syiipp, kita langsung bayar dan saatnyaaa bersenang-senang!

Wahana pertama yang kita coba Greenland Tour. Jadi, sistemnya itu pake kereta keliling terus dibawa ngelilingin mekarsari yang luasnya hamper 264 hektar itu. Pas jam 11.30 kita naik kereta nya dengan 5 perhentian dimana di tiap-tiap perhentian kita dikasih tiket yang bisa ditukar dengan buah-buahan atau souvenir. Nah, perhentian pertama itu di kebun melon. Baru pertama kali ini sih liat kebun melon di rumah kaca dan katanya itu penanamannya ngga pakai media tanah. Eh, nyampe sana dapet jus jambu gratis lagi. Asiikk, bisa nyobain melonnya juga gratis, tapi yang testernya doang loh ya. Yakali sekebun bisa dicobain gratis.

        Puas foto-foto sama liatin dan cobain melon, kita langsung cus ke kebun buah alkesa sama sawo duren. Penasaran kan sama buah alkesa? Nih fotonya

Sayangnya pas disana ngga sempat nyobain yang tester. Keburu habis haha. Ada juga dijual beberapa buah yang lain seperti sukun, nangka, dan sawo duren. Disana ngga nukarin apa-apa, kitanya juga cuma singgah sebentar. Habis dari sana langsung cus ke kebun belimbing dan dapat belimbing gratis yayy.

Nah, dari kebun belimbing rombongan menuju kebun salak. One of my favorite fruit. Di sana ternyata dapat buah gratis lagi. Jadi, tiketnya tadi bisa ditukarkan dengan ½ kg buah salak pondoh. Nyuuumm. Setelah dari kebun salak, kita sampai di perhentian terakhir yaitu area peristirahatan di sekitar danau. Setelah istirahat sekitar setengah jam, kita langsung lanjut outbond. Awalnya excited banget, soalnya ini pertama kalinya aku nyobain outbond. Nah, pas udah di atas itu malah deg-degan. Takut setengah mati haha. Tapi seru, pas meluncurnya itu loh. Malah nagih terakhirnya. Sayangnya cuma bisa nyobain sekali. 

Habis seru-seruan outbond, kita langsung menuju banana boat. Sengaja milih ini habis outbond, biar bisa basah-basahan. Awalnya udah siap untuk jatuh pas terakhirnya tapi ternyata di antara kami berlima yang bisa berenang cuma Bang Citra doang, jadilah niat untuk nyemplung ke danau ditunda dulu. Tapi pas selesai, eh pada malah nyesel gegara ngga dijatuhin ke danau bzzz

Kemudian, kami lanjut lagi nyobain wahana yang lain seperti bebek air. Lumayanlah buat istirahat setelah lelah lari jumpalitan teriak-teriak di wahana-wahana sebelumnya. Bentuknya lucu-lucu, ada buah-buahan, gurita, paus, yah yang standar kayak bebek-bebek juga banyakk. Walaupun capek ngayuhnya, lumayan lah bisa tabrak-tabrakan pas di airnya haha

Dan terakhir, kita akhirnya naik kereta keliling. Sambil istirahat, dibawa kereta keliling, kita bisa menikmati asrinya Mekarsari di sore hari yang jarang banget ditemui di Jakarta. At last, setelah menyempatkan diri untuk mengisi perut sebentar, kita akhirnya pulang dengan hati gembira. Well, it was a great day after allJ

foto bareng maskot Mekarsari Cheerrs!

So, im in the good mood of writing right now. That’s why I decided to post this. Nothing special. Just wanna show you some of my art stuff beside painting. Well, if I can call it an art, maybe its an ART OF NAME. Do you know how it feels when you can write your own name with your own font, your own hand and  your own style? It feels nice actually haha. I made this one a long time ago. Maybe when I was still in the first grade of high school. Wanted to put something on my door and I create this –I don’t know how to call it- artwork. Purposely, i made it in a black paper just to make it different. Of course you want your name to look outstanding, right? At that time, I still didn’t know how to draw and I love made fonts. That’s why I only could create this. The wings symbol on the first picture is actually a logo that created by myself. At that time –and until now- I really want to have my own clothing line and decided to make that as the logo. Just don’t copy that , okay J Well, maybe this just some random post, but I hope this post can inspire you to make some art stuff. Byebye!

Saat itu aku sedang melewati masa-masa sulit di kampus. Tahun pertama pisah dari orangtua, kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru, mata kuliah yang membosankan membuat aku membutuhkan pelarian. Melukis. Mood dan kondisi mental yang kurang baik membuat ide dan inspirasi sulit muncul. Satu-satunya jalan keluar adalah dengan membuka file-file “Picture” di laptop. Untungnya ada yang menarik mata. Gambar aslinya sebenarnya bukan pohon melainkan sebuah kuburan. Tapi, aku sedang tidak mood membuat gambar kuburan, selain itu waktu melukisnya sekitar pukul 10 malam à bukan waktu yang tepat untuk menggambar hal-hal berbau misteri. Selain pohon , objek yang lain tidak aku ubah.

Ini pertama kalinya aku melukis bayangan. Cukup sulit memang. Untuk membuat bayangan awan dan bulan di air diperlukan warna yang tidak terlalu tebal dan juga transparan pada waktu yang sama. Masalahnya, saya menggunakan cat air. Kemungkinan warna hitam, putih dan kuning untuk bercampur sangat besar. Salah timing dalam pelukisannya  malah yang tercipta warna abu-abu. Dan itulah yang terjadi. Yah, namanya juga masih belajar.

After all, I’m pretty satisfied with this one.  Biasanya aku memilih untuk menggambar abstrak, tapi kali ini sudah ada objek yang jelas. Selain itu, aku juga belajar banyak dalam mengatur tebal tipisnya menggoreskan cat. Well, karena ngga berasal dari ide sendiri, untuk yang satu ini aku tidak punya konsep yang mendalam mengenai lukisannya. Judulnya saja baru dibuat sesaat sebelum post ini ditulis. Me and The Universe, they fight me, I stand still and fight back!

Dimensi : 25 x 34 

Waktu Pembuatan : sekitar 2009

Tipe Pengerjaan : Cat Air di Atas Kanvas

Ini lukisan pertama aku di kanvas. Melukisnya ketika masih zaman SMA. Masih baru belajar melukis, waktu itu belum tau apa-apa mengenai esensi melukis. But still, I love clouds. Itu sebabnya, lukisan ini didominasi sama clouds and weather. Saat itu aku lagi suka melukis suasana alam dan cuaca. Selain mudah, nyata dan gampang dalam pemilihan warnanya. Sebetulnya, lukisan ini tidak memiliki makna apa-apa. Mungkin lebih ke siklus kehidupan. Terkadang ada awan cerah, lalu sinar terik, kemudian senja sore dan dilengkapi dengan pekatnya malam. Begitu terus setiap hari. Sama seperti kita manusia, kadang tenang saperti awan berarak, kadang begitu gembira secerah matahari, tapi ada kalanya beban hidup membuat kita terombang-ambing dan jatuh dalam keterpurukan. Whatever happens, life must go on and the grass keep growing till they die.

Hello people! My name is Meylina Handayanti Manurung and this is my blog.Soon, I will post a lot of things about art and my  daily life in here. Since I’m an art addict, so I have a lot of cool stuff to share with you guys. Hope all the post can inspire your day! Stay tune! J

*I’m sorry for the bad English. Promise it will be better