• JESUS
    Dimensi : 50 x 40
    Waktu Pembuatan : Pertengahan 2013
    Tipe Pengerjaan : Cat Minyak di Atas Kanvas


    Pernah membayangkan jika suatu waktu Yesus akan berkata “Saya tidak kenal kamu” pada kita?

    Saya sering bertingkah sebaliknya. Berpura-pura (tidak) mengenal Dia. Berlaku seolah Dia tidak ada, tidak nyata, tidak bekerja dalam hidup saya.

    Setiap pagi, saya selalu menyambut hari baru dengan keluhan. Tidur saya belum cukup, dan Tuhan dengan seenaknya menyuruh ayam berkokok kencang dan matahari bersinar terang. Tidak, saya tidak akan bersyukur. Saya masih mengantuk dan pagi hari yang “datang terlalu cepat” bukanlah jawaban doa saya. Tidak, saya tidak perlu bersyukur untuk itu.

    Terkadang saya bingung. Apa yang harus didoakan ketika semuanya berjalan dengan begitu lancar? Toh, saya sudah berusaha sebaik mungkin dan saya pantas mendapat hasilnya. Kepada siapa saya harus berterima kasih? Tentu kepada diri saya.

    Ketika hal-hal buruk dan menyusahkan serta menyulitkan datang, tentu saya kesal. Tiba-tiba mengenal Tuhan. Apa Tuhan sebegitu tidak berdayanya memperbaiki hidup saya agar semuanya kembali baik lagi? Apa Tuhan sebegitu bencinya pada saya sehingga harus mengirimkan masalah-masalah tidak penting ini? Apa Tuhan sudah tidak mengenal saya lagi?

    Mungkin memang saya yang tidak tahu diri. Tahunya meminta, memaksa, menyumpah. Tapi tak tahu diuntung. Tak tahu cara berterima kasih. Datang pada Tuhan hanya ketika perlu saja.

    (Pernah membayangkan ketika suatu hari Anda betul-betul membutuhkan pertolongan dari seseorang, kemudian datang kepadanya untuk meminta bantuan, dan dengan seenaknya dia menjawab “Saya tidak kenal Anda.”)

    Well, bayangkan ketika Anda bertingkah seperti itu pada Tuhan. Beda skenarionya adalah Tuhan tidak sedang membutuhkan bantuan kita, Ia menawarkan kasih dan bantuan pada kita, lalu kita menerima sambil berkata “Jangan sok hebat ya. Aku sebenarnya bisa kerjain semuanya sendiri kok, Kamu ngga usah sok belas kasihan gitu. Tapi kalau Kamu maksa ngasih, ya udah aku mau gimana lagi.”

    Dan Dia tetap setia datang. Memberi kasih dan bantuan itu. Menerima segala amukan, keluhan dan ketidaktaudirian kita. Menunggu kita membuka sedikit hati pada-Nya. Mengucap “sedikit” terima kasih. Dan mau membangun hubungan yang baik dan dekat dengan-Nya.

    Karena Dia mengenal kita. Anak-Nya. J