•  All my sweet little family on my paintings (minus me)

    Humorous Dad
    (Birthday Gift : 13rd July 2011)


    Beautiful Mom
    (Birthday Gift : 16th June 2011)


    Playful Brother
    (Birthday Gift : 21th February 2013)

    SAYA SANGAT MENYAYANGI KELUARGA SAYA. TITIK. :)

    ps : maaf pembaca, akhir-akhir ini saya dilanda kesibukan tiada akhir. mungkin sebulan ini tidak terlalu banyak post baru. ini juga makanya saya cuma post lukisannya doang, saya ngutang ceritanya dulu yaaaa. sampai ketemu di post berikutnyaa.

  • Through The Window

    Waktu Pembuatan : Awal 2012
    Tipe Pengerjaan : Cat Air di Atas Buku Gambar Khusus Cat Air

    Saat itu, saya sedang menghadiri Perayaan Natal 2011 di kampus saya. Bertempat di aula kampus dan saya duduk sederet dengan beberapa teman saya. Saat sedang mendengarkan khotbah, tak sengaja mata saya melihat pemandangan di luar melalui jendela yang terletak di bagian depan gedung. Letaknya yang tinggi, membuat saya dapat melihat keadaan langit di luar. Sore itu, langit tidak lagi berwarna biru muda dan awan mulai berarak pergi. Gradasi warna yang tampak di langit betul-betul membius mata saya saat itu. Belum lagi adanya pohon-pohon dan beberapa tumbuhan yang berdiri tegak seakan membelah langit.

    Sayang, sekat-sekat jendela menghalangi pemandangan saya. Melarang saya untuk menikmati sepenuhnya karya Tuhan yang luar biasa. Saya tidak tahu kenapa, tapi saya betul-betul terpesona dengan kepingan gambar langit tersebut. Bahkan di tengah-tengah khotbah, saya dengan lantangnya mengabadikan moment itu melalui kamera hp saya sebagai inspirasi untuk lukisan ini.

    Pernahkah kita merasa seperti itu? Memandang sesuatu yang sangat indah, tapi sekat-sekat jendela menghalangi penglihatan kita. Pemandangan yang kita lihat seperti puzzle-puzzle saja. Sudah diketahui bentuknya, namun belum tersusun dengan rapi. Menyenangkan namun menyebalkan di saat yang bersamaan.

    Terkadang, jendela itu seperti mata kita. Saat melihat yang kita sukai, mata kita lapar. Ingin melihat sepenuhnya, sepuasnya. Begitu bernafsu menelanjangi objek yang sedang kita lihat. Tapi mata kita punya batas. Punya sekat juga. Sekat yang melarang kita untuk tenggelam dalam objek tersebut. Sekat yang menyuruh kita untuk berhenti memandang. Sekat yang kadang memberi tahu kita bahwa objek tersebut tak sesempurna yang kita bayangkan. Sekat itu bernama HATI.